Selasa pagi 16 November 2010 saat cuaca dalam kondisi cerah, kurang lebih 5000 jamaah yang terdiri dari pengungsi, para relawan, TNI, Polri, dan masyarakat sekitar stadion memadati shof-shof tempat dilaksanakannya shalat Idul Adha di lapangan parkir stadion maguwoharjo. Shalat dimulai pukul 07.00 WIB dipimpin oleh Ust. Drs. Suswanta M.Si, yang sekaligus menjadi Khatib. Beliau adalah Dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta sekaligus aktivis Hizbut Tahrir Indonesia.
Acara tersebut dihadiri oleh Bupati Sleman, Bapak Sri Purnomo beserta jajaran staf Pemerintah Kabupaten (PemKab) Sleman. Dihadiri juga Ust. Muhammad Khair Hari Moekti, seorang Da’i yang merupakan mantan penyanyi rock. Pada malam sebelumnya, yaitu saat malam takbiran, beliau mengisi tabligh akbar di tempat yang sama. Berbagai media baik lokal maupun nasional, media cetak sampai elektronik meliput kegiatan ini.
Dalam khotbahnya Khatib menyampaikan dua point utama terkait hari raya Idul Adha dan bencana merapi kali ini. Pertama, Bahwa bencana merapi ini merupakan tanda kebesaran Allah SWT, sehingga sudah selayaknya menjadi introspeksi bagi diri kita semua sebagai individu muslimin tanpa kecuali, baik yang terkena bencana langsung maupun yang tidak. Kedua, selain individu, lebih khusus lagi, bencana ini seyogyanya juga menjadi introspeksi bagi pemerintah terutama kesiapan dalam melayani rakyatnya.
Kegiatan shalat Idul Adha ini terselengara atas kerjasama antara HTI Tanggap Merapi dengan PemKab Sleman yang diwakili Bapak Sutrisno selaku Kepala Stadion Internasional Maguwoharjo. Semula Tim HTI Tanggap Merapi yang berfokus terhadap mental recovery berinisiatif untuk menyelenggarakan shalat jum’at dan rangkaian kegiatan Idul Adha bagi pengungsi. Program kegiatan tersebut kemudian ditawarkan ke PemKab Sleman dan mendapat dukungan dengan HTI Tanggap Merapi sebagai penyelenggaranya.[]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar